Kamis, 04 Mei 2017

PENGAMBILAN CONTOH ALAT USAP MAKAN

MATA KULIAH      : PEMERIKSAAN MAKANAN dan MINUMAN
DOSEN                      : Khiki Purnawati Kasim. SST., M.Kes
LAPORAN
PENGAMBILAN CONTOH USAP ALAT MAKAN


Nur Rahmah Patong

PO714221151032


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN
KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D-IV
T.A 2017/2018

 PENGAMBILAN CONTOH USAP ALAT MAKAN
A.                DASAR TEORI
Prinsip dasar persyaratan peralatan makan dalam pengolahan makanan adalah aman sebagai alat perlengkapan, pemproses makanan aman ditinjau dari bahan yang digunakan dan juga dari desain alat tersebut.
Pembersihan didefinisikan sebagai penghilang kotoran. Semua peralatan yang digunakan untuk pengamanan dan pengolahan produk pangan selalu diperhatikan kebersihannya. Selain itu harus selalu pada kondisi yan bersih, peralatan tersebut juga harus bebas karat, jamur, minyak,cat yang terkelupas dan kotora-kotoran lainnya (sisa pengolahan sebelumnya).
Perlatan yang digunakan sebaiknya harus dicuci sampai bersih dengan menggunakan air panas dan sabun (tederjen), dibantu dengan menggunakan sikat halus dan dan atau stelah pencucian harus dilakukan pembilasan dengan air secukupnya. Setelah itu disemprot atau dilap dengan menggunakan larutan sanitaiser. Setelah dilap atau disemprot dengan larutan tersebut jangan dibilas lagi, langsung saja keringkan sampai kering.
Jika tidak digunakan larutan sanitaiser dapat dilakukan pembilasan dengan menggunakan air panas (mendidih). Peralatan-peralatan yang kecil seperti sendok, garpu, pengaduk, dan lain-lain yang susah dibersihkan hendaknya direndam dalam larutan deterjen panas beberapa waktu sebelum dibersihkan dengan menggunakan laruan sanitaiser. Sanitaiser adalah senyawa kimia yang dapat mengurangi jumlah bakteri dan mikroba lainnya. Sanitaiser yang dapat digunakan bermacam-macam diantaranya 100-200 ppm klorin/atau senyawa kuat seperti ammonium/watener. Biasanya dilakukan dengan cara melarutkan sanitaiser sekitar 3,8-7,6 ml kedalam 25 liter air panas (77o C). disamping itu air yang digunakan untuk proses pencucian peralatan hendaknya air yang bersih yang memenuhi persyaratan sanitasi, sehinggah mencegah kemungkinan kontaminasi.
B.                 TUJUAN
1.      Agar dapat diketahui tingkat kebersihan dari alat makan dan alat masak.
2.      Agar dapat memntapkan petugas dalam melakukan pengawasan.
3.      Memberikan data ntuk feed back (umpan balik) kepada pengusaha.
C.                 ALAT DAN BAHAN
Median transport cairan buffer dalam botol. Media transport berisi cairan 1/2 3/4 botol dalam keadaan steril.
1.      Kapas lidi steril (lidi water), yaitu lidi yang ujungnya dilipat kapas.
2.      Sarung tangan steril/bersih.
3.      Spidol huruf kecil.
4.      Formulir pengambilan untuk pemeriksaan laboratorium.
5.      Gunting kecil.
6.      Kertas colletape.
7.      Lampu spritus.
8.      Termos es.
9.      Tas pembawa contoh.
10.  Buku harian pengambilan contoh.
11.  Sabun desinfektan.
D.                TEKNIK PENGAMBILAN
Untuk mendapatkan angka yang dapat mewakili dari seluruh alat yang diperiksa, makaperlu pemeriksaan dari sejumlah sampel yang dapat mewakili keseluruhan.
1.      Persiapkan sarung tangan yang steril untuk memulai mengambil sampel
2.      Alat makan/masak yang akan diperiksa masing-masing diambil 4-5 buah tiap jenis yang diambil secara acak dari tempat penyimpanan
3.      Persiapkan catatan formulir pemeriksaan dengan membagi alat makan/ masak dalam kelompok-kelompok
4.      Persiapkan lidi kapas steril, kemudian buka tutup botol dan masukkan lidi kapas steril ke dalamnya
5.      Lidi kapas steril dalam botol ditekan ke dinding botol untuk membuang airnya, baru diangkat dan diusapkan pada setiap alat-alat yang diusapkan sampai satu kelompok selesai diusap
6.      Permukaan tempat alat/perabot yang diusap yaitu :
Cangkir dan gelas       : Permukaan luar dan dalam bagian bibir setinggi 6 mm
Sendok                        : Permukaan bagian luar dan dalam seluruh mangkok sendok
Garpu                          : Permukaan bagian luar dan dalam alat penusuk
Piring                           : Permukaan dalam tempat makanan diletakkan
7.      Cara melakukan usapan :
-          Pada cangkir dan gelas dengan usapan mengeliling bidang permukaan
-          Pada sendok dan garpu dengan usapan seluruh permukaan luar dan dalam
-          Pada piring dengan 2 usapan pada permukaan tempat makanan dengan menyilang siku-siku antara usapan yang satu dengan garis usapan kedua
8.      Setiap bidang permukaan yang diusap dilakukan 3 kali berturut-turut dan satu lidi kapas digunakan untuk satu kelompok alat makan yang diperiksa
9.      Pada peralatan masak, setiap usapan seluas 8 inchi persegi atau 50 cm2 dilakukan 3 kali berturut-turut dianggap satu kelompok setelah dilakukan luas permukaan sebanyak 5 kali @ 8 inchi persegi
10.  Setiap hasil mengusap 1 alat dari satu kelompok selalu dimasukkan ke dalam botol cairan diputar-putar dan ditekan ke dinding, demikian dilakukan berulang-ulang sampai semua kelompok diambil usapnya
11.  Pada usapan peralatan makan setiap usapan alat harus mencapai luas sekitar  8 inchi persegi atau 50 cm2 dan dilakukan 5 kali (tempat) sehingga cukup mencapai luas 40 inchi atau 256 cm2 ( 1 inchi persegi = 0,4 cm2 )
12.  Setiap satu kelompok menggunakan 1 lidi kapas sebab yang diusapkan dengan cara seperti pada butir no. 11 diatas
13.  Setelah semua kelompok alat makan atau luas permukaan peralatan masak diusap, kapas lidi dimasukkan ke dalam botol, lidinya dipatahkan atau digunting, dan bibir botol dipansakan dengan api spritus lalu ditutup dengan kapas
14.  Tempelkan kertas cellotape yang telah dipersiapkan, tulis etiket dengan spidol menyatakan nama alat makan dan tempat yang diambil sampelnya diberi nomor (kode) sesuai dengan lembar/formulir
15.  Kirimkan segera ke laboratorium dengan suhu dingin untuk diperiksa. Bila tidak dikirim segera, disimpan dalam tempat penyimpanan dingin.
E.                 PEMERIKSAAN ANGKA LEMPENG TOTAL
1.      Alat dan Bahan :
·         Medium Nutrien Agar
·         Larutan pengencer / NaCl 0,9%
·         Petridish steril 4 buah masing-masing pemeriksaan
·         Pipet steril masing-masing 2 buah
·         Lampu spritu/bunsen
·         Korek api
·         Tabung reaksi masing-masing 4 buah
·         Rak kayu
2.      Cara kerja :
·         Siapkan larutan NaCl 0,9% sebanyak masing-masing 4 tabung dan 4 buah petridish yang diberi kode 10-1,10-2,10-3, dan kontrol
·         Ambil 1 ml larutan pengencer NaCl steril dengan kode kontrol dan masukkan kedalam petridish yang juga berkode control
·         Ambil 1 ml sampel dengan pipet steril dan masukkan ke dalam tabung reaksi dengan kode 10-1 pipet lepas dan tidak boleh di tiup. Pipet 2 ml dari tabung 10-2 dan masukkan ke dalam petrtidish yang berkode 10-1 dan 1 ml sisanya ke tabung 10-2 pipet lepas sebanyak 25 kali atau berkali-kali.
·         Pipet 2 ml dari tabung 10-2 masukkan 1 ml ke dalam petridsh yang sudah di beri kode 10-2 dan masukkan ke tabung 10-3 pipet lepas sebanyak 25 kali atau berkali-kali.
·         Pipet 1 ml dari tabung 10-3 masukkan ke dalam petridsh di beri kode 10-3.
·           Tuangi petridish yang berisi sampel dengan Nutrien agar 55o C – 56o c sebanyak ± 15 ml.
·         Di goyang-goyang agar rata dan dibiarkan beku.
·         Bungkus dengan Koran dan Petridis dibalik.
·         Eramkan dengan ingkobator dengan suhu 37OC selama 2 x 24 jam.




Persyaratan
-          Control  maksimum 5
-          Kuman yang terbacaantara 30-300 koloni
-          Hasil perkalian 2x pengenceran tidak melebihi hasil pengenceran yang lebih besar.
-          Bila hasil kuman yang terbaca 30 koloni maka angka diambil pengenceran yang terkecil yaitu10-1

  

FORMULIR PENGUMPULAN DATA DAN UJI PETIK
PENGAMBILAN CONTOH-CONTOH

1.      Nama Instansi Pelaksana                  : POLTEKKES KEMENKES Makassar Jurusan                        Kesehatan Lingkungan
2.      Nama Petugas Pengambil Contoh                  : Nur Rahmah Patong
3.      Tanggal Pengambilan                         : 27 April 2017
4.      Text Box: 4buahJenis Contoh Yang Diambil              :
a.       Text Box: 4 buahUsap Alat Makan                        :                   unit           : code   : SDC
                                                                       Unit          : code   : GLC
                              JUMLAH      :                   Unit          :
5.      Nama TPM                                       : Citra
6.      Alamat  Perusahaan                          : Jl  Banta-bantaenglorong 3 gang 1, kec Rappocini kel banta -banteng Rt 3 Rw 5
7.      Alamat Pembawa Contoh                 : Jl.Wijaya Kusuma 2  no 1
TANDA TANGAN PETUGAS

(Nur Rahmah Patong )
Nim PO.71.4.221.15.1.002
8.      Tanggal Pengiriman Sampel              : 27 April 2017


HASIL
Dari sampel alat makan diambil di JL. Banta-bantaeng, lorong 3 Gang 1 Kec. Rappocini  Kel. Banta-bantaeng. RT 03 RW 05.
Dengan sampel yang digunakan 4 buah sendok dan 4 buah gelas.
Sendok                        : 10.585 koloni/cm2
Gelas                           : 3.050 koloni/cm2

ANALISA HASIL
Dari hasil pemeriksaan usap alat makan pada sendok diperoleh 10.585 koloni/cm2 dan pada gelas 3.050 koloni/cm2. Hasil tersebut tidak memenuhi syarat dan tidak layak digunakan karena jumlah kuman lebih dari nol menurut Menteri Kesehatan RI No. 1096/menkes/per/VI/2011 tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga. Jika dilihat dengan kasat mata sendok dan gelas sudah tidak bersih karena gelas yang saya periksa berminyak dan sudah tidak layak karena proses pencucian yang tidak bersih dan tidak benar dan pada sendok juga mendapatkan jumlah koloni yang sangat besar ini dipengaruhi karena proses pencucian yang kurang bersih. Koloni pada sendok lebih besar jumlah karena tempat penyimpanan alat makan yang mendukung proses pertumbuhan bakteri karena sendok tersebut digantung di dinding dengan terbuka.

KESIMPULAN
Dari analisa hasil diatas, saya dapat menyimpulkan, alat makan tersebut tidak layak digunakan, hal tersebut terjadi karena proses pencucian yang kurang bersih. Oleh karena itu proses pencucian alat makan harus diperhatikan dengan baik. Proses pencucian dilakukan dengan air yang mengalir dengan memakai sabun pencuci piring. Setelah dilakukan proses pencucian maka alat makan tersebut disimpan di tempat yang bersih agar tidak terkontaminasi dengan debu dan kotoran-kotoran lainnya.