MATA
KULIAH : PEMERIKSAAN MAKANAN dan
MINUMAN
DOSEN : Khiki Purnawati Kasim.
SST., M.Kes
LAPORAN
PENGAMBILAN
CONTOH USAP ALAT MAKAN
Nur
Rahmah Patong
PO714221151032
POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENTERIAN
KESEHATAN
MAKASSAR
JURUSAN
KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI
D-IV
T.A
2017/2018
PENGAMBILAN
CONTOH USAP ALAT MAKAN
A.
DASAR TEORI
Prinsip dasar persyaratan peralatan makan dalam
pengolahan makanan adalah aman sebagai alat perlengkapan, pemproses makanan
aman ditinjau dari bahan yang digunakan dan juga dari desain alat tersebut.
Pembersihan didefinisikan sebagai penghilang
kotoran. Semua peralatan yang digunakan untuk pengamanan dan pengolahan produk
pangan selalu diperhatikan kebersihannya. Selain itu harus selalu pada kondisi
yan bersih, peralatan tersebut juga harus bebas karat, jamur, minyak,cat yang
terkelupas dan kotora-kotoran lainnya (sisa pengolahan sebelumnya).
Perlatan yang digunakan sebaiknya harus dicuci
sampai bersih dengan menggunakan air panas dan sabun (tederjen), dibantu dengan
menggunakan sikat halus dan dan atau stelah pencucian harus dilakukan
pembilasan dengan air secukupnya. Setelah itu disemprot atau dilap dengan
menggunakan larutan sanitaiser. Setelah dilap atau disemprot dengan larutan
tersebut jangan dibilas lagi, langsung saja keringkan sampai kering.
Jika tidak digunakan larutan sanitaiser dapat
dilakukan pembilasan dengan menggunakan air panas (mendidih).
Peralatan-peralatan yang kecil seperti sendok, garpu, pengaduk, dan lain-lain
yang susah dibersihkan hendaknya direndam dalam larutan deterjen panas beberapa
waktu sebelum dibersihkan dengan menggunakan laruan sanitaiser. Sanitaiser
adalah senyawa kimia yang dapat mengurangi jumlah bakteri dan mikroba lainnya.
Sanitaiser yang dapat digunakan bermacam-macam diantaranya 100-200 ppm klorin/atau
senyawa kuat seperti ammonium/watener. Biasanya dilakukan dengan cara
melarutkan sanitaiser sekitar 3,8-7,6 ml kedalam 25 liter air panas (77o C).
disamping itu air yang digunakan untuk proses pencucian peralatan hendaknya air
yang bersih yang memenuhi persyaratan sanitasi, sehinggah mencegah kemungkinan
kontaminasi.
B.
TUJUAN
1. Agar
dapat diketahui tingkat kebersihan dari alat makan dan alat masak.
2. Agar
dapat memntapkan petugas dalam melakukan pengawasan.
3. Memberikan
data ntuk feed back (umpan balik) kepada pengusaha.
C.
ALAT DAN BAHAN
Median
transport cairan buffer dalam botol. Media transport berisi cairan 1/2
– 3/4 botol dalam keadaan steril.
1. Kapas
lidi steril (lidi water), yaitu lidi yang ujungnya dilipat kapas.
2. Sarung
tangan steril/bersih.
3. Spidol
huruf kecil.
4. Formulir
pengambilan untuk pemeriksaan laboratorium.
5. Gunting
kecil.
6. Kertas
colletape.
7. Lampu
spritus.
8. Termos
es.
9. Tas
pembawa contoh.
10. Buku
harian pengambilan contoh.
11. Sabun
desinfektan.
D.
TEKNIK PENGAMBILAN
Untuk
mendapatkan angka yang dapat mewakili dari seluruh alat yang diperiksa, makaperlu
pemeriksaan dari sejumlah sampel yang dapat mewakili keseluruhan.
1. Persiapkan
sarung tangan yang steril untuk memulai mengambil sampel
2. Alat
makan/masak yang akan diperiksa masing-masing diambil 4-5 buah tiap jenis yang
diambil secara acak dari tempat penyimpanan
3. Persiapkan
catatan formulir pemeriksaan dengan membagi alat makan/ masak dalam
kelompok-kelompok
4. Persiapkan
lidi kapas steril, kemudian buka tutup botol dan masukkan lidi kapas steril ke
dalamnya
5. Lidi
kapas steril dalam botol ditekan ke dinding botol untuk membuang airnya, baru
diangkat dan diusapkan pada setiap alat-alat yang diusapkan sampai satu
kelompok selesai diusap
6. Permukaan
tempat alat/perabot yang diusap yaitu :
Cangkir
dan gelas : Permukaan luar dan dalam
bagian bibir setinggi 6 mm
Sendok : Permukaan bagian luar
dan dalam seluruh mangkok sendok
Garpu : Permukaan bagian
luar dan dalam alat penusuk
Piring : Permukaan dalam
tempat makanan diletakkan
7. Cara
melakukan usapan :
-
Pada cangkir dan gelas dengan usapan
mengeliling bidang permukaan
-
Pada sendok dan garpu dengan usapan
seluruh permukaan luar dan dalam
-
Pada piring dengan 2 usapan pada
permukaan tempat makanan dengan menyilang siku-siku antara usapan yang satu
dengan garis usapan kedua
8. Setiap
bidang permukaan yang diusap dilakukan 3 kali berturut-turut dan satu lidi
kapas digunakan untuk satu kelompok alat makan yang diperiksa
9. Pada
peralatan masak, setiap usapan seluas 8 inchi persegi atau 50 cm2
dilakukan 3 kali berturut-turut dianggap satu kelompok setelah dilakukan luas
permukaan sebanyak 5 kali @ 8 inchi persegi
10. Setiap
hasil mengusap 1 alat dari satu kelompok selalu dimasukkan ke dalam botol
cairan diputar-putar dan ditekan ke dinding, demikian dilakukan berulang-ulang
sampai semua kelompok diambil usapnya
11. Pada
usapan peralatan makan setiap usapan alat harus mencapai luas sekitar 8 inchi persegi atau 50 cm2 dan
dilakukan 5 kali (tempat) sehingga cukup mencapai luas 40 inchi atau 256 cm2
( 1 inchi persegi = 0,4 cm2 )
12. Setiap
satu kelompok menggunakan 1 lidi kapas sebab yang diusapkan dengan cara seperti
pada butir no. 11 diatas
13. Setelah
semua kelompok alat makan atau luas permukaan peralatan masak diusap, kapas
lidi dimasukkan ke dalam botol, lidinya dipatahkan atau digunting, dan bibir
botol dipansakan dengan api spritus lalu ditutup dengan kapas
14. Tempelkan
kertas cellotape yang telah dipersiapkan, tulis etiket
dengan spidol menyatakan nama alat makan dan tempat yang diambil sampelnya
diberi nomor (kode) sesuai dengan lembar/formulir
15. Kirimkan
segera ke laboratorium dengan suhu dingin untuk diperiksa. Bila tidak dikirim
segera, disimpan dalam tempat penyimpanan dingin.
E.
PEMERIKSAAN ANGKA LEMPENG TOTAL
1. Alat
dan Bahan :
·
Medium Nutrien Agar
·
Larutan pengencer / NaCl 0,9%
·
Petridish steril 4 buah masing-masing
pemeriksaan
·
Pipet steril masing-masing 2 buah
·
Lampu spritu/bunsen
·
Korek api
·
Tabung reaksi masing-masing 4 buah
·
Rak kayu
2. Cara
kerja :
·
Siapkan larutan NaCl 0,9% sebanyak
masing-masing 4 tabung dan 4 buah petridish yang diberi kode 10-1,10-2,10-3,
dan kontrol
·
Ambil 1 ml larutan pengencer NaCl steril
dengan kode kontrol dan masukkan kedalam petridish yang juga berkode control
·
Ambil 1 ml
sampel dengan pipet steril dan masukkan ke dalam tabung reaksi dengan kode 10-1
pipet lepas dan tidak boleh di tiup. Pipet 2 ml dari tabung 10-2 dan masukkan ke dalam
petrtidish yang berkode 10-1 dan 1 ml sisanya ke tabung 10-2 pipet lepas
sebanyak 25 kali atau berkali-kali.
·
Pipet 2 ml
dari tabung 10-2 masukkan 1 ml ke dalam petridsh yang sudah di beri kode 10-2
dan masukkan ke tabung 10-3 pipet lepas sebanyak 25 kali atau berkali-kali.
·
Pipet 1 ml
dari tabung 10-3 masukkan ke dalam petridsh di beri kode 10-3.
·
Tuangi petridish yang berisi sampel dengan Nutrien agar 55o C – 56o c sebanyak
± 15 ml.
·
Di
goyang-goyang agar rata dan dibiarkan beku.
·
Bungkus dengan Koran dan Petridis
dibalik.
·
Eramkan dengan ingkobator dengan suhu 37OC
selama 2 x 24 jam.
Persyaratan
-
Control
maksimum 5
-
Kuman yang terbacaantara 30-300 koloni
-
Hasil perkalian 2x pengenceran tidak
melebihi hasil pengenceran yang lebih besar.
-
Bila hasil kuman yang terbaca 30 koloni
maka angka diambil pengenceran yang terkecil yaitu10-1
FORMULIR PENGUMPULAN DATA DAN UJI
PETIK
PENGAMBILAN CONTOH-CONTOH
1. Nama
Instansi Pelaksana :
POLTEKKES KEMENKES Makassar Jurusan Kesehatan
Lingkungan
2.
Nama Petugas Pengambil
Contoh : Nur Rahmah Patong
3.
Tanggal Pengambilan : 27 April 2017
4.
Jenis
Contoh Yang Diambil :
a. Usap
Alat Makan : unit : code : SDC
Unit : code :
GLC
JUMLAH : Unit :
5. Nama
TPM :
Citra
6.
Alamat Perusahaan :
Jl Banta-bantaenglorong 3 gang 1, kec
Rappocini kel banta -banteng Rt 3 Rw 5
7.
Alamat Pembawa Contoh : Jl.Wijaya Kusuma 2 no 1
TANDA TANGAN PETUGAS
(Nur Rahmah Patong )
Nim PO.71.4.221.15.1.002 |
8. Tanggal
Pengiriman Sampel : 27 April
2017
HASIL
Dari
sampel alat makan diambil di JL. Banta-bantaeng, lorong 3 Gang 1 Kec.
Rappocini Kel. Banta-bantaeng. RT 03 RW
05.
Dengan
sampel yang digunakan 4 buah sendok dan 4 buah gelas.
Sendok : 10.585 koloni/cm2
Gelas
: 3.050 koloni/cm2
ANALISA
HASIL
Dari
hasil pemeriksaan usap alat makan pada sendok diperoleh 10.585 koloni/cm2
dan pada gelas 3.050 koloni/cm2. Hasil tersebut tidak memenuhi
syarat dan tidak layak digunakan karena jumlah kuman lebih dari nol menurut
Menteri Kesehatan RI No. 1096/menkes/per/VI/2011 tentang Hygiene Sanitasi
Jasaboga. Jika dilihat dengan kasat mata sendok dan gelas sudah tidak bersih
karena gelas yang saya periksa berminyak dan sudah tidak layak karena proses
pencucian yang tidak bersih dan tidak benar dan pada sendok juga mendapatkan
jumlah koloni yang sangat besar ini dipengaruhi karena proses pencucian yang
kurang bersih. Koloni pada sendok lebih besar jumlah karena tempat penyimpanan
alat makan yang mendukung proses pertumbuhan bakteri karena sendok tersebut
digantung di dinding dengan terbuka.
KESIMPULAN
Dari analisa hasil
diatas, saya dapat menyimpulkan, alat makan tersebut tidak layak digunakan, hal
tersebut terjadi karena proses pencucian yang kurang bersih. Oleh karena itu
proses pencucian alat makan harus diperhatikan dengan baik. Proses pencucian
dilakukan dengan air yang mengalir dengan memakai sabun pencuci piring. Setelah
dilakukan proses pencucian maka alat makan tersebut disimpan di tempat yang
bersih agar tidak terkontaminasi dengan debu dan kotoran-kotoran lainnya.